Artikel

Ikhtisar Mengenai Haidh Dan Istihadhah

Loading

Banyak wanita yang bingung dengan masa haidhnya. Hingga beberapa wanita harus mandi besar beberapa kali karena mengira bahwa masa haidnya telah selesai padahal belum. Ada pula beberapa wanita yang masih bingung membedakan antara darah haidh dan darah istihadhah, juga kebiasaan-kebiasaan yang sering membingungkan para wanita tentang rambut dan kuku wanita haidh. Nah, kali ini saya akan berbagi ilmu sama temen-temen semua seputar masa haidh,

perbedaan antara haidh dan istihadhah, juga penjelasan tentang rambut dan kuku wanita haidh.

So guys, simak penjelasannya ya..!

Haidh, atau disebut juga menstruasi secara harfiah memiliki arti mengalir. Menurut istilah syara’ ialah darah haidh yang keluar dari vagina wanita secara alami (bukan karena sebab tertentu, seperti penyakit, luka, ataupun melahirkan) dan pada waktu tertentu. Haidh terjadi karena hormon steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi dinding rahim (endometrium). Akibatnya terjadi penebalan dinding rahim untuk mempersiapkan proses pembentukan janin. Dinding rahim yang tidak dibuahi sel telur akan gugur dan menjadi darah haidh. Sebaliknya, apabila dinding rahim itu dibuahi sel telur, maka akan menjadi janin bukan darah haid. Oleh karenanya, seorang ibu yang sedang hamil tidak mengalami haidh.

Bagaimana cara wanita menetapkan masa haidnya?

Mayoritas Ahli Fiqh berpendapat bahwa minimal masa haidh adalah sehari semalam, sedangkan maksimalnya adalah 15 hari, atau kurang lebih 2 minggu. Umumnya siklus wanita haid 6-7 hari. Jika darah keluar kurang dari sehari semalam atau bahkan lebih dari 15 hari, maka itu tidak bisa disebut darah haid, melainkan darah istihadhah. Singkatnya, darah istihadhah adalah darah yang keluar selain dari masa haidh. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah R.A berpendapat bahwa tidak ada batasan tertentu mengenai batasan minimal dan maksimal masa haidh. Masa haidh dikembalikan kepada kebiasaan al-mahidh (wanita haid) itu sendiri. al-Adatu Muhakkamah, kebiasaan bisa menjadi hukum sebuah perkara. Misalnya, temen-temen akhwat biasa haid sekurang-kurangnya sehari semalam dan kembali suci setelah 7 hari. Maka apabila temen-temen akhwat haidh kurang dari sehari semalam atau lebih dari 7/8 hari, maka itu sudah bisa disebut darah istihadhah, karena keluar dari kebiasaan. Itulah yang disebut dengan al-Adatu Muhakkamah, kebiasaan bisa menjadi hukum sebuah perkara.

Bagaimana cara membedakan darah haidh dan darah istihadhah?

Ulama Fiqih menjelaskan perbedaan haidh dan istihadhah dengan cara tamyiz (membedakan) :

 

Haidh

Istihadhah

Warna

Umumnya hitam

Umumnya merah

Konsistensi

Bersifat keras dan kaku

Bersifat lunak

Bau

Beraroma busuk/tidak enak

Tidak beraroma busuk

Kekentalan

Kental

Kurang atau bahkan tidak kental

 

So guys, sekarang udah bisa membedakan kan perbedaan antara darah haidh dan darah istihadhah. Jadi, gak usah bingung-bingung lagi untuk mengetahui apakah seorang wanita itu dalam keadaan haid atau istihadhah.

Oke, pembahasan selanjutnya adalah tentang rambut dan kuku wanita haidh.

Beberapa wanita haidh biasa mengumpulkan rambut dan kuku mereka yang rontok atau patah, atau bahkan sengaja dipotong. -Secara, emak-emak kita dulu bahkan sampai sekarang, kebiasaan ini masih ada guys..-. Pertanyaannya, apakah ketika haid, seorang wanita harus mengumpulkan rambut dan kukunya, lalu dibawa saat mandi besar untuk dibersihkan?

Ust. Abdul Somad, Lc., MA. dalam ceramahnya mengatakan Syaikh Said Askar, Ketua Majelis Fatwa Lembaga Riset al-Azhar berpendapat bahwa rambut dan kuku yang gugur saat haidh termasuk sampah dan biarkan sajalah. Tapi bagi temen-temen akhwat yang sedang dalam keadaan haidh sebaiknya jangan potong kuku dan rambut ya, lagi pula masa bersih lebih lama dari pada masa haid. Ini dimaksudkan untuk menjaga. Kecuali memang rambut atau kukunya gugur karena tidak disengaja.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon nonaktifkan Adblock Anda!